Bhisma Bagian 2

Sepeninggal Dewi Gangga dan putranya Dewabrata, Raja Santanu memilih untuk fokus mengurus kerajaan sehingga rakyat pun sejahtera dan makmur.

Sementara itu Dewabrata di kahyangan dilatih oleh para guru yang sangat hebat. Ia pun tumbuh menjadi pemuda yang tangkas menguasai berbagai senjata dan siasat perang. Selain itu Dewabrata juga mempunyai sifat yang luhur dan bijaksana.

Setelah cukup menguasai semua ilmu yang harus dipelajari oleh seorang kesatria akhirnya tiba waktunya bagi Dewabrata untuk kembali ke dunia menemui ayahandanya yaitu Prabu Santanu.

Suatu hari Raja Santanu sedang merenung di tepi sungai Gangga mengenang anak dan istrinya yang telah lama menghilang meninggalkan dirinya. Lalu tiba-tiba muncullah Dewi Gangga bersma seorang pemuda di hadapnnya.

“Wahai Prabu Santanu seperti janjiku dulu, aku akan menyerahkan Dewabrata kepadamu saat ia sudah dewasa dan menguasai berbagai ilmu olah senjata maupun ilmu weda maka hari ini lah waktunya. Terimalah dia sebagai putramu. Kelak ia akan menjadi  kesatria besar yang ahli dalam siasat perang dan senapi agung” kata dewi Gangga.

Raja Santanu merasa sangat bahagia dan terharu melihat putranya yang sudah menjadi dewasa dan menguasai berbagai ilmu. Kemudian Raja Santanu membawa Dewabarata tinggal di istana. Dewabrata lalu dinobatkan sebagai putra mahkota dan mendampingi raja dalam memerintah. Dia pula kelak akan mewarisi tahta kerajaan dari ayahnya. Dengan bantuan dari Dewabrata maka kerajaan Hastina semakin makmur dan disegani.

Setelah beberapa tahun berlalu, suatu hari Raja Santanu berjalan-jalan di tepi sungai Yamuna. Tiba-tiba ia berjumpa dengan seorang gadis yang sedang melamun. Dari tubuh gadis itu tercium keharuman surga yang membuat hati Raja Santanu jatuh cinta. Sejak ditinggal oleh Dewi Gangga Raja Santanu berusaha menahan hasrat cintanya dan menyibukkan diri dengan mengurus kerajaan dan rakyatnya. Namun demi melihat kecantikan dan keharuman gadis cantik itu ia pun kembali terjerat oleh api asmara.

Lalu sang raja mendekati gadis itu dan berkata “Wahai putri cantik jelita siapakah namamu dan dari mana asalmu? Maukah engkau menjadi istriku?”

Lalu dijawablah oleh sang gadis “Ampun tuannku, nama hamba Satyawati hamba adalah putri kepala nelayan di kampung ini. Hamba persilhakan paduka membicarakan permintaan itu dengan ayah hamba. Semoga ia menyetujui”.

Kemudian    dengan diantar oleh Dewi Satyawati Raja Santanu pergi menemui kepala kampung itu. Ayah dewi Setyawati adalah orang yang cerdik setelah ia mengetahui apa maksud kedatangan sang raja sambil menyembah lalu ia pun berkata “ Wahai paduka yang mulia, hamba izinkan putriku paduka pinang sebagai istri namun ada syarat yang harus dipenuhi”.

Apa syaratnya bapak nelayan? Tanya Sang raja.

Lalu kepala nelayan menjawab “ Jika anak hamba kelak melahirkan seorang putra maka paduka harus menobatkannya sebagai putra mahkota, itulah syaratnya paduka”.

Mendengar syarat yang diajukan oleh kepala kampung itu sang raja pun mengurungkan niatnya untuk meminang gadis itu. Walaupun ia begitu tergila-gila dengan dewi Setayawati namun ia juga begitu sayang kepada Dewabrata yang telah dinobatkannya sebagai putra mahkota. Sungguh tidak pantas dan memalukan, jika ia lebih menuruti hasrat cintanya dengan mengorbankan putranya sendiri yang selama ini dia tungu-tunggu kedatangannya. Dengan perasaan kecewa akhirnya Raja Santanu membatalkan niatnya untuk melamar Dewi Setayawati dan kembali ke istana.

Sejak saat itu sang raja menjadi gundah karena ia tak bisa melupakan gadis cantik itu namun tak mungkin juga menghianati putranya Dewabarta. Sampai akhirnya sang raja jatuh sakit karena pikiran yang terus bergejolak.

Suatu hari Dewabrata pun mengetahui kondisi ayahnya yang sedang murung dan bersedih. Lalu Dewabarat bertanya kepada ayahnya. “Ayahanda adalah seorang raja besar yang mempunyai segalanya, apakah yang membuat ayahanda murung?” Tanya Dewabarta.

Lalu sang raja menjawab “Benar anakku, semua ayah bisa dapatkan namun ada kecemasan dalam hatiku. Saat ini kau adalah satu-satunya putraku. Tetua dulu bilang jika punya satu orang putra sama dengan tidak punya anak sama sekali. Dunia ini tidak pasti, perang bisa terjadi kapan saja. Jika terjadi sesuatu denganmu maka habislah keturunan keluarga kita”.

Raja Sentanu berusaha menyembunyikan isi hatinya  yang sesungguhnya karena malu kepada anaknya. Sebagai anak yang bijaksana dan setia Dewabata menyadari ada yang disembunyakan oleh ayahnya. Kemudian ia berusaha mencari tahu masalah yang dihadapi ayahnya dari kusir kereta Raja Santanu.

Mendengar keterangan sang kusir Dewabrata langsung menuju rumah kepala Kampung nelayan itu untuk meminang Dewi Setyawati untuk ayahnya. Kepala kampung nelayan tetap pada pendiriannya “ Wahai pangeran hamba bisa merestui anak hamba dipinang paduka raja jika anakanya kelak dinobatkan sebagai putra mahkota”

Mendengar itu Dewabarta lalu   berkata “Baiklah, Aku berjanji jika kelak anakmu melahirkan bayi laki-laki maka anak itulah yang akan menjadi raja menggantikan ayahku!”

Sambil bersujud kepala kampung nelayan lalu berkata “Wahai pangeran yang berhati mulia, bagaimana hamba bisa yakin kalau kelak keturunan dari pangeran sendiri tidak mempermasalahkan hal ini. Pastinya mereka tidak akan menuntut hak-hak mereka”

Lalu Dewabarata pun mengucapkan sumpahnya dihadapan kepala kampung itu “ Demi ayahku aku bersumpah, aku tidak akan kawin  seumur hidupku agar  aku tidak mempunyai keturunan. Aku akan mengadbikan diriku untuk kepentingan kerajaan dan kesucian!”

Setelah mengucapkan sumpah itu langit pun bergemuruh tanda bahwa dewata mendengar sumpah yang diucapkan oleh Dewabrata. Sejak saat itu Dewabarta dikenal dengan nama Bhisma yang artiya seorang yang telah mngucapkan sumpah yang berat dan suci. Dewa pun menganugrahkan Bhisma kemampuna untuk menentukan sendiri hari kematiannya.

Akhirnya Raja Santanu menikah dengan Dewi Setyawati. Dari pernikahan ini lahirlah dua orang putra yaitu Cintranggada dan Wicitrawirya.

KISAH KELAHIRAN RESI ABYASA

Pada zaman dahulu hiduplah seorang resi muda yang sakti namanya Resi Parasara. Suatu hari ia ingin menyeberangi sungai Yamuna. Di tepi sungai ia berjumpa dengan seorang gadis cantik yang bekerja sebagai tukang perahu yang menyeberangkan orang yang mau lewat.

Resi Parasara kemudian diantar oleh gadis cantik itu. Namun Resi Pasarasara tiba-tiba mencium bau amis setelah naik perahu yang dikemudikan oleh gadis cantik itu. Lalu sang resi muda pun bertanya kepada gadis itu dari mana bau amis itu berasal. Lalu gadis itu menjawab bahwa bau amis itu berasal dari tubuhnya. “Mohon maaf atas ketidak yamanan tuanku, bau amis ini sudah ada sejak hamba baru dilahirkan” kata sang gadis.

Mendengar penjelasan itu sang resi pun merasa kasihan kepada sang gadis terlepas dari itu juga ia merasa tertarik dengan paras gadis yang rupawan. Kemudian Sang Resi dengan kesaktiannya membantu menyembuhkan sang gadis dari bau amis itu. Ajaib, hanya dengan sekali sentuh bau penyakit gadis itu bisa disembuhkan. Bahkan tubuh gadis itu sekarang mengeluarkan bau harum yang semerbak. Resi Parasara pun semakin jatuh hati kepada gadis itu.

Sang gadis sangat gembira dan berkata “Terimakasih wahai Resi yang sakti. Perkenalkan nama hama Durgandini. Siapakah nama tuanku?” Lalu sang Resi menjawab “Namaku Resi Parasara.”

Resi Parasara diantar menyeberang sungai oleh seorang gadis bernama Durgandini.

Mereka pun menjadi akrab dan tanpa disadari mereka sudah saling jatuh cinta. Resi Parasara dan Durgandini lalu merapatkan perahu mereka di sebuah pulau kecil di tengah sungai Yamuna. Di pulau kecil itulah mereka memadu kasih. Dari hasil hubungan cinta antara Resi Parasara dan Dewi Durgandini kemudian lahir seorang putra yang diberi nama Abyasa atau Krisna Dwipayana (Krisna karena berkulit gelap dan Dwipayana karena lahir di tengah pulau). Krisna Dwipayana atau Abyasa merupakan anak ajaib yang setelah dilahirkan tidak lama saja langsung menjadi dewasa dan bisa menguasai berbagai ajaran suci dan filsafat.

Setelah beberapa lama tinggal bersama di pulau kecil itu akhirnya tiba waktunya bagi Resi Parasara kembali ke hutan untuk menjadi seorang pertapa. Namun Dewi Durgandini menolak ikut bersama sang Resi karena tidak ingin hidup sebagai seorang pertapa. Akhirnya Sang Resi bersama putranya pergi meninggalkan sang Dewi.

Sebelum pergi Resi Parasara dengan kesaktiannya mengembalikan kesucian tubuh Dewi Durgandini sebagai seorang gadis perawan. Putra Dewi Durgandini yaitu Resi Abyasa lalu memberikan penghormatan kepada ibundanya dan menyatakan siap memberikan bantuan kapan pun ia diminta oleh ibunya.

Sejak ditinggalkan oleh resi Parasara dan putranya Dewi Durgandini yang sudah tidak berbau amis lagi dikenal dengan nama Dewi Setyawati.

Demikianlah kisah kelahiran Resi Abyasa yang kelak dikenal sebagai penulis atau pencatat sejarah Mahabharata dan beliau juga terlibat langsung dalam kisah besar tersebut. Resi Abyasa diceritakan tinggal di hutan tidak jauh dari kurusetra tempat dimana perang Bhartayudha terjadi sehingga ia bisa menuliskan kejadian perang yang dahyat itu dengan jelas.

Rumah Belajar untuk Guru di Daerah Terpencil

Helo sahabat guru semua, apa kabar? Semoga dalam keadaan sehat selalu ya.

Kali ini saya ingin membahas portal rumah belajar yang telah disediakan oleh kemendikbud RI. Seperti yang sudah saya bahasa sebelumnya portal ini merupakan sebuah media yang bisa membantu baik guru maupun siswa mengakses konten-konten pendidikan.

Ada empat fitur utama rumah belajar ini yaitu Sumber belajar, Kelas Maya, Bank Soal dan Lab Maya. Semua fitur-fitur ini saya rasa sangat bermanfaat bagi proses pendidikan baik yang tatap muka maupun secara daring.

Empat Fitur Utama Rumah Belajar

Dalam artikel ini saya ingin berbagi pengalaman saya mengajar di daerah terpencil dengan menggunakan konten yang ada di portal rumah belajar ini. Sebagai informasi saya mengajar Bahasa Inggris di SMP N Lamotena Karangle . Sekolah ini terletak di daerah terpencil dimana tidak ada listrik dan juga sinyal di lokasi sekolah ini. Sehingga saya tidak mungkin mengakses langsung portal rumah belajar ini dari sekolah.

Namun bukan berarti kita tidak bisa memanfaatkan portal rumah belajar ini. Saya lalu mencari cara agar bisa membuat pembelajaran lebih menarik dan effektif dengan mendownload materi/sumber belajar dari portal rumah belajar. Sumber belajar di portal rumah belajar bisa berupa konten video maupun web. Adapun langkah-langkah pemanfaatan sumber belajar ini adalah sebagai berikut:

  1. Jadi hal pertama yang saya lakukan adalah melihat silabus untuk menentukan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan saya lakukan.
  2. Membuka portal rumah belajar. Ini berarti saya harus pergi ke lokasi yang ada sinyal internet. Desa Maritaing merupakan lokasi dengan jaringan internet terdekat dari sekolah saya.
  3. Mencari dan mendownload materi/sumber belajar yang sesuai.
  4. Menyusun RPP (Rencana Pembelajaran)
  5. Aplikasi di kelas. Beruntung di sekolah saya waluapun belum ada listrik PLN tapi ada genset dan Projektor yang bisa saya gunakan dalam pembelajaran. Sehingga saya bisa memutar video atau media lainnya di dalam kelas.
  6. Evaluasi/refleksi. Menurut saya sangat penting kita mengevaluasi keefektifan baik sumber belajar maupun strategi mengajar yang kita gunakan untuk mengetahui efektifitasnya. Sehingga kedepannya bisa dilakukan perbaikan.
Menu Sumber Belajar

Demikianlah pengalaman saya memanfaatkan portal rumah belajar walaupun di daerah terpencil sekalipun portal ini bisa membantu guru seperti saya mengajar di kelas. Jadi bagi bapak/ibu guru yang ada di daerah terpencil pun bisa memanfaatkan portal rumah belajar ini. Memang diperlukan persiapan yang lebih untuk mendownload sumber belajar ini sebelum diaplikasikan di kelas.

Saya yakin bapak/ibu guru lain yang ada di kota dengan fasilitas yang lengkap bisa membuat pembelajaran yang lebih menarik dengan memanfaatkan portal rumah belajar ini.

Bagi sahabat yang sudah memanfaatkan portal rumah belajar ini bisa share pengalamannya di kolom komentar dan bagi yang belum juga bisa kita diskusi masalah portal rumah belajar ini atau tentang pembelajaran secara umum. Baiklah sahabat sampai disini dulu artikle ini. Samapi jumpa di artikel selanjutnya.