Memaknai Pancasila Dengan Benar

https://www.liputan6.com/news/read/4571312/foto-cara-unik-warga-karang-tengah-rayakan-hari-lahir-pancasila?page=1

Tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Patut kita mendalami dan memaknai kembali Pancasila dengan baik bukan hanya sekedar menghafal semua sila yang ada. Pancasila menjadi jati diri yang bisa menjaga keutuhan bangsa Indonesia dan sekaligus menjadi acuan tujuan mau kemana negara ini bergerak.

Dari kelima sila yang ada saya terkadang bingung dengan maksud sila pertama yaitu ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’. Kalau sila-sila yang lain akan mudah untuk dipahami. Sila pertama ini jika tidak dipahami dengan tepat akan membuat salah tafsir. Bisa jadi golongan agama tertentu akan memaksakan kepercayaannya kepada orang lain.

Patut kita melihat kembali sejarah apa sebenarnya yang dimaksud oleh sila pertama ini. Apakah semua warga harus percaya pada satu Tuhan yang sama (satu/Esa), pertanyaan selanjutnya Tuhan Esa ini Tuhan yang mana? Karena definisi Tuhan beragam menurut setiap kepercayaan/agama.

Kalau kita mendalami ajaran setiap agama tentunya kita tidak akan mendapat kesimpulan yang jelas mengenai Tuhan. Di agama Buddha misalnya Tuhan bukan menjadi objek pemujaan seperti di agama-agama lainnya. Sedangkan di Agama Hindhu tentunya akan ada banyak Dewa-Dewa. Bahkan Agama Islam dan Kristen yang memiliki konsep monoteisme juga memiliki pandangan yang berbeda tentang konsep Tuhan.

Seringkali sila pertama ini juga menjadi dasar seolah-olah semua orang Indonesia harus percaya akan satu Tuhan. Bagi agama yang memiliki konsep Ketuhanan yang berbeda sering mendapatkan perlakuan yang tidak baik. Mereka mengatakan agama tersebut sebagai agama sesat dan seterusnya.

Sila pertama juga menjadi pembenaran agama bisa masuk ke ranah politik sehingga pemerintah tidak memakai kaidah-kaidah ilmiah lagi dalam menjalankan pemerintahan. Politik tercemari oleh kepentingan-kepentingan yang mengatasnamakan agama. Politik yang tercemar oleh konsep agama tertentu akan susah mengambil tindakan secara logis. Setiap kebijakan akan ambigu dan tidak efektif.

Begitu juga dunia pendidikan. Tujuan pendidikan Indonesia adalah mewujudkan profil pelajar pancasila. Di dalamnya ada enam komponen dan salah satu nya (yang pertama) adalah ‘Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berahlak Mulia’. Ini juga menjadi sumber dan dasar anggapan bahwa pelajaran agama menjadi komponen utama dalam pendidikan di Indonesia.

Walaupun profil pelajar pancasila lainnya masih ada lima diantaranya madiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong dan berkebhinekaan global. Namun 5 komponen ini akan sulit terwujud bila pemaknaan komponen pertama (Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berahlak Mulia’) tidak benar/terkontaminasi fanatisme agama tertentu.

Begitupula Pancasila itu sendiri tidak akan mewujudkan cita-cita bangsa (melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Memajukan kesejahteraan umum. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial) jika sila pertama dimaknai secara sempit dari kacamata satu agama tertentu.

Merujuk pada tujuan yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa ini maka seharusnya Pancasila menjadi pelindung negara dari berbagai paham-paham ekstrem baik paham agama maupun PKI yang telah beberapa kali berusaha merubah dasar negara kita.