Tugas Akhir Pandawa dan Korawa, Menangkap Raja Drupada

Suatu pagi Guru Drona mengumpulkan semua muridnya yaitu kelima pandawa dan seratus Korawa. “Murid-muridku, semua ilmu telah kalian kuasai, dan saat ini waktunya bagi kalian membayar Guru Daksina atas jasa pengajaran yang telah aku berikan kepada kalian.” Kata guru Drona. Yudistira sebagai murid tertua lalu berkata: “Kami kelima Pandawa siap membayar Guru Daksina atas semua ilmu yang begitu berharga yang telah kami terima dari guru”.


Kemudian, Duryodana pun tak mau kalah dari Yudistira, “Kami Korawa siap membayar jasa-jasa guru, guru tidak usah sungkan tinggal sebut saja, berapa emas, sapi, kuda, atau tanah yang guru mau. Ayah kami Prabu Drestarasta pasti mengabulkannya”.


Terimakasih murid-muridku semua, kalian memang sangat berbakti. Tapi bukan emas, binatang atau tanah yang guru inginkan dari kalian. Guru ingin agar kalian membalaskan sakit hati guru yang sudah lama terpendam kepada Raja Drupada”. Pergi dan tangkaplah Raja Drupada sebagai tawanan dan serahkan kepadaku”. Kata Guru Drona.


Tanpa keraguan Arjuna langsung maju dan berkata: Saya Siap guru, Saya berjanji akan membawa Raja Drupada sebagai tawanan kehadapan guru”.  Bagi Arjuna ini adalah kesempatan untuk membuktikan keterampilannya setelah sebelumnya ia merasa dipermalukan oleh Karna di Alun-Alun.


Duryodana juga tidak mau kalah, ia yakin pasti bisa menangkap Raja Drupada apalagi sekarang ia telah memiliki sekutu baru yaitu Karna, yang kuat dan terampil memanah melebihi Arjuna sekalipun.


Rencana penangkapan Raja Drupada mendapatkan persetujuan dari Raja Drestarasta dan tetua istana. Pada hari yang ditentukan Pandawa dan Korawa siap menuju negeri Pancala untuk menangkap Raja Drupada. Duryodana dan saudaranya dibantu oleh Karna membawa prajurit dengan kekuatan penuh. Sementara Pandawa hanya Arjuna dan ketiga saudaranya yaitu Bhima, Nakula dan Sadewa. Demi menjaga keselamatan Yudistira sebagai Pangeran tertua yang akan menjadi Putra Mahkota, maka ia tetap tinggal di Hastina bersama Guru Drona.


Dengan yakin Duryodana bersama pasukannya menyerang Pancala secara terbuka. Saat tiba di depan gerbang negeri Pancala mereka langsung mendapatkan perlawanan dari tentara penjaga. Dengan cekatan Karna menghalau tentara Pancala. Namun nampaknya tentara pancala tidak bisa dianggap remeh. Mereka menyusun dan mengerahkan tentara mereka dalam waktu yang singkat.


Akibat kalah jumlah Karna dan Duryodana tidak mampu bertahan. Banyak tentara Korawa yang mati bahkan sebagian korawa terluka. Dengan terpaksa Duryodana memerintahkan pasukannya mundur kembali.
Dengan kesal Duryodana melaporkan kekalahannya kepada Drona. ‘Tugas yang guru berikan terlalu mustahil, pasukan Pancala tak bisa dikalahkan’.


Lalu sekarang giliran Arjuna dan ketiga saudaranya mencoba untuk menangkap Drupada. Arjuna mempunyai strategi lain, ia tidak mau membawa pasukan sehingga tidak membangunkan pertahanan Pancala. Bhima di depan sedangkan Arjuna dilindungi oleh Nakula dan Sahadewa dari belakang.
Strategi Pandawa berhasil mengelabui pertahanan tentara Raja Drupada. Setelah memastikan tempat Raja Drupada berada maka Arjuna langsung menyerang dan berusaha menangkap Raja Drupada. Bhima dan kedua adiknya memastikan semuanya aman.


Sempat terjadi duel yang sengit antara Arjuna dan Raja Drupada. Namun karena serangan yang mendadak Arjuna berhasil mengalahkan Raja Drupada.


Siapa pemuda gagh dan sakti ini? Tanya Drupada dalam hati. Arjuna kemudian mengikat tubuh Raja Drupada. Lalu Bhima dengan  badannya yang kekar mengangkat tubuh Raja Drupada ke atas kereta. Dengan cepat mereka kembali ke Hastinapura.
Raja Drupada merasa bingung karena selama ini ia tidak merasa punya musuh. Namun setelah ia dipertemukan kepada Drona baru ia mengerti apa maksud penangkapan ini.
‘Drupada, kini engkau telah menjadi tawananku. Muridku Arjuna telah menangkapmu. Bisa saja aku mengambil nyawamu tapi aku hanya ingin menjadi sahabatmu. Sekarang aku kembalikan setengah dari kerajaanmu sehingga kita sudah menjadi setara dan kembali menjadi sahabat’.  Kata guru Drona.


Perlakuan Drona halus namun sangat menyakitkan bagi Raja Drupada. Ia menganggap kejadian itu sebagai penghinaan yang lebih kejam dari pembunuhan. Dalam hati ia bersumpah akan membalas dendam kepada Drona.


Drona sangat senang karena dendamnya sudah terlaksana. Ia lalu menobatkan Aswatama sebagai raja baru atas separuh dari tanah Pancala yang telah direbut.
Setelah berhasil menangkap Raja Drupada, rasa percaya diri Arjuna dan Pandawa kembali bangkit. Arjuna kembali bisa membuktikan kepada Drona dan para Korawa bahwa mereka layak memimpin Hastina di masa depan.

Leave a comment